Rabu, 24 April 2013

TEKNIK DAN PROSEDUR KONSOLIDASI


TEKNIK DAN PROSEDUR KONSOLIDASI

Pada umumnya proses konsolidasi dipengaruhi metode akuntansi yang digunakan perusahaan induk untuk mencatat investasinya dalam perusahaan anak.
Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsur-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.
Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci lagi, yaitu:

1.      Mengeliminasi semua rekening timbal balik (Reciprocal Account)
Eliminasi dilakukan melalui jurnal eliminasi dengan mengeliminasi rekening-rekening yang bersifat rekening timbal balik, yaitu suatu rekening yang dicatat oleh kedua belah pihak (induk dan anak) untuk suatu transaksi yang sama.
2.      Menyusun Kertas Kerja (Worksheet).
Worksheet digunakan untuk memepermudah penyusunan laporan keuangan Prosedur penyusunan worksheet tergantung pada dasar yang dipakai, yaitu Laporan Keuangan Individual atau Neraca Saldo Individual.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat digunakan 3 (tiga) metode yaitu:
A.      Metode Ekuitas (Equity Method)
B.      Metode Ekuitas Tidak Lengkap
C.      Metode Harga Perolehan (Cost Method)

A.     Konsolidasi dengan Metode Ekuitas (Equity Method)

Berbagai pendekatan konsolidasi dan setiap kombinasi penyesuaian serta eliminasi akan menghasilkan jumlah yang benar bagi laporan keuangan konsolidasi. Ayat jurnal penyesuaian dan eliminasi yang disajikan dalam kertas kerja tidak mempengaruhi akun buku besar perusahaan induk maupun perusahaan anak. Penyesuaian atau eliminasi akun atau saldo hanya berarti bahwa jumlah yang tercamtum pada kolom – kolam perusahaan terpisah dalam kertas kerja (1) disesuaikan sebelum dimasukan dalam kolom laporan konsolidasi atau (2) dieliminasi dan tidak disajikan pada kolom laporan konsolidasi.
Laba ditahan konsolidasi awal
Ditambah : laba bersih konsolidasi
                    (atau dikurangi rugi bersih konsolidasi)
Dikurangi : Deviden perusahaan Induk                     .
Laba ditahan konsolidasi akhir
Dalam format kertas kerja, baris laba bersih diturunkan ke bagian laba Laba ditahan kertas kerja tanpa penyesuaian lebih lanjut. Demikian juga, baris labaditahan akhir diturunkan ke bagian Neraca, yang sekali lagi tanpa penyesuainan atau eliminasi lebih lanjut. Perhatikan bahwa setiap baris dalam kerja akan menghasilkan jumlah konsolidasi dengan menjumlahkan saldo akun perusahaan induk serta perusahaan anak dan kemudian atau mengurangkan penyesuaian serta eliminasi secara layak. Laba bersih dan laba ditahan perusahaan induk menurut metode akuntansi ekuitas yang lengkap adalah sama dengan laba ditahan konsolidasi.
Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih Anak Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan. Data Pencatatan investasi saham pada Anak Perusahaan dengan metode ekuitas, didasarkan pada suatu anggapan investasi pada Anak Perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada perusahaan-perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan atas suatu fakta bahwa  Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan merupakan bagian-bagian dari satu kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang-Cabangnya. Oleh sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi didalam hak-hak pemegang saham pada Anak Perusahaan harus diakui dan dicatat oleh Induk Perusahaan, untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap.
Nilai investasi Induk Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat jika Anak Perusahaan memperoleh laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya nilainya, jika Anak Perusahaan menderita kerugian.
Meskipun Laporan Keuangan Konsolidasi hasil penerapan metode ekuitas ini nantinya akan sama dengan penerapan metode biaya, namun lembar kerja konsolidasi beserta jurnal untuk penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. Harus memperhatikan pengaruh perubahan modal anak Perusahaan terhadap hak pemilikan Induk Perusahaan.
Beberapa perkiraan (account) yang perlu diperhatikan antara lain:

1.      Perkiraan “Investasi Saham dalam Anak Perusahaan
Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi atau pembagian Dividen.
2.      Perkiraan “Kas”
Akan berubah jumlahnya apabila Induk Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi atau pembagian Dividen.
3.      Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan”
Timbul karena perusahaan mengumumkan Dividen namun belum dibayar.Perkiraan ini harus dihapuskan apabila telah dibayar tunai (kas).
4.      Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Induk Perusahaan”
Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba atau Rugi. Selain itu akan berubah juga karena adanya Laba atau Rugi milik Induk Perusahaan sendiri.
5.      Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Anak Perusahaan”
Akan berubah jumlahnya apabila ada Laba Rugi atau pembagian Dividen pada Anak Perusahaan sendiri.
Perkiraan-perkiraan diatas, dalam Kertas Kerja (Worksheet) penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi harus sudah menunjukkan Saldo Akhir pada Laporan Keuangan Konsolidasi, artinya sudah diperhitungkan perubahan jumlahnya.

B.      Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap

Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah sama dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo laba konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi ini tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara benar,atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak.

Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuitas mungkin mengamortisasikan perbedaan antara investasi dan nilai buku yang diperoleh pada buku terpisah perusahaan induk, atau mungkin tidak mengeliminasi laba atau rugi antar-perusahaan.Kelalaian-kelalaian seperti itu menyebabkan tidak lengkapnya penerapan akuntansi metode ekuitas. Kesalahan-kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas menyebabkan salah saji yang serupa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.

Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan  metode biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini dikarenakan “akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahan anak”. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain. Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entias utama.

C.    Konsolidasi dengan Metode Biaya (Cost Method)

Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual. Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada sisi debit dalam rekening “Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit “Penghasilan Dividen”.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Metode biaya:
1.      Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak mengalami perubahan jumlahnya. Perubahan modal Anak Perusahaan akibat adanya Laba, Rugi atau pembagian Dividen tidak mempengaruhi Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan, atau Induk Perusahaan tidak menyesuaikan Investasinya.
2.      Laba atau rugi dari Anak Perusahaan baru diakui oleh Induk Perusahaan sebesar Prosentase (%) kepemilikannya pada saat disusun Neraca Konsolidasi melalui perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) untuk Induk Perusahaan”. Perkiraan ini hanya tampak pada Worksheet penyusunan neraca Konsolidasi.
3.      Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham, Agio Saham dan Retained Earning Anak Perusahaan hanya didasarkan pada jumlah awal/Saldo Awal tahun atau Saldo Awal pada saat kepemilikan.
4.      Metode Biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi Induk terhadap Anak Perusahaan merupakan bagian dari Aktiva.
5.      Nilai Investasi harus selalu tetap, karena akan dittampakkan dalam neraca sebesar harga perolehannya saja.
6.      Perubahan nilai aktiva bersih Anak Perusahaan sebagai Konsekuensi dari kegiatan operasionalnya tidak akan mempengaruhi besaarnya nilai investasi tersebut.


SUSUNAN AYAT JURNAL DALAM KERTAS KERJA

Dengan bertam bahnya kompleksitas proses konsolidasi, susunan penyesuaian dan eliminasi pada kertas kerja dapat diperluas ke hal – hal berikut ;
1.    Penyesuaian terhadap kesalahan san pengabaian dalam laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak yang terpisah.
2.    Penyesuaian untuk mengeleminasi laba dan rugi antar perusahaan.
3.    Penyesuaian untuk mengeliminasi laba dan deviden dari perusahaan anak dan menyesuaikan investasi dalam perusahaan anak dengan saldo awal periode.
4.    Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas pada laba dan deviden perusahaan anak.
5.    Mengeliminasi saldo investasi dalam perusahaan anak dan ekuitas perusahaan anak.
6.    Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan biaya / nilai buku (dari langka 5).
7.    Mengeliminasi saldo yang bersifat resiprokal lainnya (utang-piutang antar perusahaan, pendapatan serta beban, dan lain – lainnya)

Meski ada beberapa susunan lainnya, susunan ini dapat dianggap cukup memadai. Dan diajnurkan untuk mempelajari dan menerapkannya selama mempelajari konsolidasi.
Hak minorotas yang direfleksikan dalam neraca konsolidasi dihitung sebagai hak minoritas awal ditambah beban hak minoritas dikurangi deviden hak minoritas. Demikian pula, laba investasi dari perusahaan anak yang dikonsolidasikan selalu dieliminasi. Laba bersih konsolidasi dihitung dengan mengurangi beban konsolidasi dan beban hak minoritas dari pendapatan konsolidasi.

MENEMUKAN KESALAHAN

Bagian terakhir dari kertas kerja konsolidasi yang akan diselesaikan adalah bagian neraca konsolidasi. Sebagian besar kesalahan yang dibuat dalam mengkonsolidasikan laporankeuangan akan tampak apabila neraca konsolidasi tidak seimbang. Jika neraca konsolidasi tetap tidak seimbang setelah totalnya dihitung kembali, setiap pos harus diperiksa untuk memastikan bahwa semua pos telah dicatat. Kelalaian mencata beban hak minoritas dalam laporan laba rugi konsolidasidan ekuitas hak minoritas dalam neraca konsolidasi sering terjadi karena pos – pos tersebut tidak tercantum pada laporan perusahaan yang terpisah. Kesamaan debet dan kredit pada ayat jurnal kertas kerja diperiksa dengan menjumlahkan kolom penyesuaian dan eliminasi.

PENGALOKOSIAN KELEBIHAN KE AKTIVA BERSIH YANG DAPAT DIIDENTIFIKASI.

FASB Statement No 141 maupun No142  mengharuskan perusahaan menyediakan setidaknya ikhtisar pengungkapan menyangkut alokasi harga beli perusahaan anak yang diakuisisi, terutama yang berkaitan dengan perolehan goodwill adn aktifa tidak berwujud lainnya. Ini secara khusus mengharuskan perusahaan mengungkapkan, pada tahun akuisisi, neraca ringkas yag menunjukan jumlah yang dibebankan ke dalam aktifa dan kewajiban utama, jumlah penelitian dan pengembangan dalam proses yang dibeli serta penghapusan, dan jumlah total yang dibebankan ke kategori utama aktifa tidak berwujut. FASB Statement No 142 mengharuskan lebih lanjut bahwa jumlah goodwill ditunjukan sebagai baris terpisah dalam neraca (dengan asumsi jumlah tersebut bersifat material).
Dimana bab ini mengasumsikan bahwa perusahaan mengalokasikan setiap kelbihan biaya investasi atas nilai buku baik ke paten maupun goodwill yang sebelumnya belum dicatat. Prosedur kertas kerja konsolidasi untuk mengalokasikan kelebihan ke aktifa dan kewajiban khusus serupa dengan prosedur yang diilustrasikan untuk mengalokasikan kelebihan ke aktiva dan kewajiban khusus serupa dengan prosedur yang diilustrasikan untuk paten. Namun dalam ayat jurnal kertas kerja jauh lebih kompleks karena mempengaruhi lebih banyak akun dan memerlukan skema alokasi, amortisasi, dan penyusutan tambahan. Misalnya :
Pate Corporation dan Perusahaan anaknya yang memiliki 90 %, yaitu solo corporation. Pate memperoleh kepemikikan ekuitasnya dalam solo pada tanggal 31 Desember 2006 secara tunai sebesar $ 365.000 ketika ekuitas pemegang saham solo terdiri dari modal saham sebesar $200.000 dan laba ditahan sebesar $50.000. pada tanggal tersebut solo menjadi perusahaan anak Pete. Dimana nilai buku dan nilai wajar aktiva solo adalah sebagai berikut :




Dinilai terlalu Rendah

Nilai Wajar
Niali Buku
(Dinilai terlalu Tinggi)
Persediaan
$ 60
$ 50
$ 10
Tanah
60
30
30
Bangunan Peralatan
180
100
80

70
90
(20)

$ 370
$ 270
$ 100

Bedasarkan informasi ini, Pete mengalokasikan kelebihan biaya atas nilai buku yang diperoleh sebesar $ 140.000 [Biaya sebesar $ 365.000 – (90% x $250.000 ekuitas solo] ke aktiva yang dapat diidentifikasi dan goodwill, seperti yang ditunjukan pada skedul berikut :

keterangan
Dinilai terlalu Rendah

Kepemilikian

Alokasi
Periode

(Dinilai terlalu Tinggi)

yg diperoleh

Kelebihan
Amortisasi
Persediaan
$ 10
x
90%
=
$   9
Terjual pada tahun 2007
Tanah
30

90%

27
tidak ada
Bangunan – Bersih
80

90%

72
36 Tahun
Peralatan - Bersih
(20)

90%

(18)
9 Tahun
Goodwill




50
tidak ada





$ 140


Skedul tersebut juga menunjukan periode amortisasi yang dibebankan ke aktiva yang dinilai terlalu rendah dan yang dinilai terlalu tinggi.




1.      KONSOLIDASI PADA SAAT AKUISISI

Karena alokasi kelebihan biaya atas nilai buku cuku kompleks, akun kelebihan yang belum di amortisasi digunakan dalam kertas kerja. Ayat jurnal kertas kerja yang pertama mengeliminasi akuninvestasi dalam solo dan ekuitas pemegang saham solo yang bersifat resiprokal, mencatat 10% hak minoritas pada solo dan mendebet akun kelebihan yang belum diamortisasi sebesar $140.000 untuk kelebihan biaya atas nilai buku yang diperoleh.

2.      KONSOLIDASI SETELAH AKUISISI

Misalnya Anak Perusahaan (Solo) melaporkan laba bersih tahun 2007 sebesar $60.000 dan mengumumkan deviden sebesar $10.000 pada tanggal 1 juni serta 1 desember (total selama tahun 2007 sebesar $20.000). solo mebayar deviden tanggal 1 Juni, tetapi deviden tanggal 1 Desember masih belum dibayarkan pada tanggal 31 Desember 2007. Selama tahun 2007 solo menjual persediaan yang dinilai terlalu rendah, tetapi tanah dan bangunan yang dinilai terlalu rendah serta peralatan yang dinilai terlalu tinggi masih digunakan oleh solo pada tanggal 31 Desember 2007. Pada tanggal penggabungan usaha, bangunan mempunyai sisa umur manfaat selama 36 tahun dan peralatan selama 9 tahun.

KERTAS KERJA NERACA KONSOLIDASI PATE CORPORATION DAN PERUSAHAAN ANAK
PER - 31DESEMBER 2006 ( DALAM RIBUAN )








Keterangan

90%
Penyesuaian
Neraca

Pete
solo
dan Eliminasi
Konsolidasi
Aktifa
$ 20
$ 5

$ 25
Kas
Piutang -  Bersih
90
25
b         9
115
Persediaan
80
50
b         27
139
Tanah
60
30
b         72
117
Bangunan - Bersih
200
100
b        18
372
Peralatan - Bersih
135
90
a      365
207
Investasi dalam solo
365

b        50

Goodwill


a      140       b      140
50
Kelebihan yg belum di Amortisasi




Total
$ 950
$ 300

$ 1.025
Kewajiban dan Ekuitas
$ 130
$ 50

$ 180
Utang Usaha
Modal saham - Pete
700


700
Laba ditahan - Pete
120


120
Modal Saham - Solo

200
a        200

Laba ditahan - Solo

50
a          50

Hak Minoritas


a          50
25
Total
$ 950
$ 300

$ 1.025


LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI

Laporan arus kas konsolidasi disusun dari laporan laba rugi konsolidasi, bukan dari laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak yang terpisah. Dengan sedikit pengecualian, penyusunan laporan arus kas konsolidasi melibatkan analisis dan prosedur yang sama seperti yang digunakan dalam menyususn laporan arus kas entitas yang terpisah. Neraca konsolidasi pada awal dan akhir tahun akan digunakan untuk menghitung perubahan yang terjadi selama tahun tersebut, yang harus dijelaskan dala laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun dengan mengunakan konsep tunggal : kas dan ekuivalen kas. Prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) mengizinkan dua cara penyajian pelaopran arus kas bersih dari operasi. Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih konsolidasi dan mencakup penyesuaian atas pos – pos yang tidak menghasilkan atau menggunakan kas untuk memperoleh arus kas bersih operasi. Sementara itu, metode langsung mengoffset kas yang diterima dari pelanggan dan laba investasi terhadap kas yang di bayarkan kepada pemasok, karyawan, badan pemerintah, dan sebagainya untuk memperoleh kas bersih dari operasi.

1.      Laporan Arus Kas Konsolidasi – Metode Tidak Langsung

Laporan Arus Kas Konsolidasi disusun secara langsung dari kolom – kolom “Arus Kas dari Operasi “ “ Arus Kas – Aktivitas Investasi” dan “ Arus Kas – Aktivitas Pembiayaan” pada neraca lajur.
Beban hak minoritas ( noncontroling interest expense) adalah kenaikan arus kas dari aktivitas operasi karena beban hak minoritas meningkatkan aktiva dan kewajiban konsolidasi dengan cara yang sama seperti pada laba bersih konsolidasi. Demikian juga, deviden hak minoritas dikurangkan dalam pelaporan arus kas dari aktivitas pembiayaan.

a)      Laba dan Deviden dari Investee Menurut Metode Tidak Langsung dan Langsung.

Jika metode tidak langsung yang digunakan, laba dari ekuitas investee adalah pos-pos yang membutuhkan perhatian khusus dalam laporan arus kas konsolidasi. Laba dari ekuitas investasi meningkatkan laba tetapi tidak meningkatkan kas karena kenaikan tersebut direflesikan dalam akun investasi. Sabaliknya, deviden yang diterima dari ekuitas investee meningkatkan kas tetapi tidak mempengaruhi laba karena akun investasi mereflesikan penurunan.
Jumlah bersih pos-pos tersebut dikurangikan dari (atau ditambah ke ) laba bersih dalam bagian “Arus Kas dari Aktifa Operasi” pada laporan arus kas.  Kelebihan deviden yang diterima atas pendapatan ekuitas akan ditambahkan. Jika mengunakan metode langsung dalam menyusun laporan arus kas, deviden yang diterima dari ekuitas investee dilapporkan sebagai arus kas masuk dari aktivitas operasi.

b)      Laporan Arus Kas – Metode Langsung

Menurt metode langsung pos-pos laporan laba rugi konsolidasi yang melibatkan arus kas diubah dari dasar akrual menjadi dasar kas, pos-pos yang tidak melibatkan kas dijelaskan dalam catatan atau skeduel pendukung laporan arus kas.

MEMBUAT NERACA LAJUR KONSOLIDASI

Secara vertikal, bagi neraca lajur tersebut menjadi tiga bagian yang terpisah untuk membuat tiga laporan keuangan yang kita inginkan : Laba Bersih, Laba Ditahan, Total Aktiva dan Total Ekuitas. Tidak ada jumlah yang dimasukan untuk pos-pos tersebut, karena dihitung atau dicatat langsung dari bagian neraca lajur sebelumnya.
Kertas Kerja dibuat untuk menghasilkan laporan keuangan yang berguna bagi entitas bisnis yang dikonsolidasikan. Tujuannya adalah membuat laporan keuangan konsolidasi yang berguna. Kertas kerja merupakan sarana untuk mengatur dan memanipulasi data. Laporan arus kas konsolidasi dapat disusun dari neracca dan laporan laba rugi konsolidasi.

Referensi
M. Arief Effendi, SE, Msi, Ak, QIA. Modul 7 Laporan Keuangan Konsolidasi-Teknik &
            Prosedur Konsolidasi (Bagian Ketiga). Jakarta : Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB.
PSAK No.4 (paragraf 8, 21 & 23) 
http://rinaldy-tuhumury.blogspot.com/2012/07/teknik-dan-prosedur-konsolidasi.html